THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 19 Juni 2010

MEDIA VISUAL
BAB I PEMBAHASAN

A. Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
1. Media yang tidak diproyeksikan
a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1) gambar / foto: paling umum digunakan
2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme.
4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.

2. Media proyeksi
1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
- Membuat sendiri secara manual
2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

B. Media Audio
Media audio dapat memberikan beberapa kontribusi yang unik bagi proses belajar mengajar. Belajar mandiri tanpa membaca, praktek berbahasa asing, cerita yang menstimulasi imajinasi dan musik untuk aktivitas fisik adalah sebagian kegiatan yang bisa dilakukan menggunakan audio. Kaset, rekaman dan CD banyak tersedia dan mudah digunakan. Untuk menggunakan media audio secara efektif dibutuhkan pemahaman pada proses mendengar-menyimak dan pemilihan materi pokok yang dituju. Guru dapat menyiapkan materi audio sendiri, dan begitu pula dengan para siswa. Rekaman-rekaman bisa diambil dari praktek kemampuan komunikasi dan oral report (laporan lisan) dan kegiatan lain yang serupa. Dengan mengikuti petunjuk dasar yang benar kita bisa meningkatkan kualitas rekaman.
Secara psikologi, hearing (mendengar) adalah proses dimana gelombang suara masuk ke telinga luar dipancarkan ke gendang telinga diubah ke dalam getaran mekanik di telinga tengah dan diubah di bagian telinga dalam menjadi impuls listrik untuk diteruskan ke otak.
Sedangkan listening (menyimak) dimulai ketika seseorang mulai menyadari dan memperhatikan suara atau pola pembicaraan (penerimaan), diproses melalui identifikasi dan pengenalan dari sinyal auditor (mengartikan) yang spesifik dan berakhir pada tpemahaman (tujuan).
Proses hearing-listening juga merupakan proses komunikasi, Sebagaimana dengan komunikasi visual dan menyimak, sebuah pesan dikodekan oleh pengirim dan diartikan oleh penerima. Kualitas proses pengiriman kode ini ditentukan oleh kemampuan pengirim pesan dalam menyampaikan pesan secara jelas dan logis. Pemahaman pesan dipengaruhi oleh kemampuan penerima untuk memahami pesan yang dikirim.


Proses pengiriman dan penerimaan dapat dihalangi beberapa penghambat antara lain :
1. Volume suara terlalu rendah atau terlalu tinggi. Jika terlau rendah kita kesulitan dalam mengerti secara tepat.. Jika terlau tinggi, bisa merusak telinga, tidak bisa menangkap kesalahan suara.
2. Suara yang terus menerus monoton seperti suara guru yang bergumam, menyebabkan keletihan pendengar
3. Kemampuan siswa mendengar mungkin secara fisik mengalami kerusakan misalnya pada saat mereka sakit, bahkan perbedaan kecil dalam ketajaman dapat membuat murid kesulitan dalam membedakan kata-kata dan frase. Untuk itu perlu bagi guru menyediakan isyarat visual yang special untuk memastikan informasi yang disampaikan diterima dan dimengerti oleh siswa. Penerimaan pesan-pesan yang juga dipengaruhi oleh kemampuan mendengar penerima. Penerima harus bisa secara langsung terus menerus berkonsentrasi.
C. Mengembangkan Kemampuan Mendengar
Guru dapat mengunakan beberapa teknik untuk mengembangkan kemampuan mendengar siswa.
1. Untuk menuntun mereka mendengar, berilah siswa beberapa pertanyaan pendek sebelum mulai, satu atau dua pertanyaan. Kemudian lanjutkan dengan pemberian soal yang lebih panjang dan lebih banyak serta lebih lengkap/kompleks.
2. Memberi petunjuk.
Berilah siswa petunjuk secara individu atau kelompok dengan audio tape. Kemudian evaluasi kemampuan siswa untuk mengikuti petunjuk tersebut.
3. Minta siswa untuk mendengar ide pokok, rincian atau kesimpulan.
Guru membacakan sebuah cerita dan siswa diminta untuk menggambarkan apa yang terjadi. Suruh siswa mendengar ide pokok kemudian menulisnya. Teknik yang sama juga bisa digunakan untuk membuat kesimpulan.
4. Gunakan konteks
Siswa yang lebih muda bisa belajar membedakan makna dari konteks dengan mendengar kalimat-kalimat yang kata-katanya dihilangkan dan kemudian diisi dengan kata-kata yang cocok.
5. Analisa struktur dari penyajian
Siswa dapat diminta untuk menganalisa dan mengorganisir sebuah penyajian/presentasi. Guru bisa menentukan bagaimana sebaiknya mereka bisa melihat ide pokok dan menidentifikasi subtopic.
6. Membedakan antara informasi relevan dan tidak relevan
Setelah menyimak penyajian informasi, siswa diminta untuk mengidentifikasi ide pokok dan kemudian menghitung (dari yang paling banyak sampai paling sedikit) seluruh ide lain yang disajikan. Teknik yang lebih sederhana untuk siswa SD adalah mengidentifikasi kata-kata yang tidak sesuai/relevan dalam kalimat atau tidak relevan dalam paragraph.
Guru dapat mengunakan beberapa teknik untuk mengembangkan kemampuan mendengar siswa.
1. Untuk menuntun mereka mendengar, berilah siswa beberapa pertanyaan pendek sebelum mulai, satu atau dua pertanyaan. Kemudian lanjutkan dengan pemberian soal yang lebih panjang dan lebih banyak serta lebih lengkap/kompleks.
2. Memberi petunjuk.
Berilah siswa petunjuk secara individu atau kelompok dengan audio tape. Kemudian evaluasi kemampuan siswa untuk mengikuti petunjuk tersebut.
3. Minta siswa untuk mendengar ide pokok, rincian atau kesimpulan.
Guru membacakan sebuah cerita dan siswa diminta untuk menggambarkan apa yang terjadi. Suruh siswa mendengar ide pokok kemudian menulisnya. Teknik yang sama juga bisa digunakan untuk membuat kesimpulan.
4. Gunakan konteks
Siswa yang lebih muda bisa belajar membedakan makna dari konteks dengan mendengar kalimat-kalimat yang kata-katanya dihilangkan dan kemudian diisi dengan kata-kata yang cocok.
5. Analisa struktur dari penyajian
Siswa dapat diminta untuk menganalisa dan mengorganisir sebuah penyajian/presentasi. Guru bisa menentukan bagaimana sebaiknya mereka bisa melihat ide pokok dan menidentifikasi subtopic.
6. Membedakan antara informasi relevan dan tidak relevan
Setelah menyimak penyajian informasi, siswa diminta untuk mengidentifikasi ide pokok dan kemudian menghitung (dari yang paling banyak sampai paling sedikit) seluruh ide lain yang disajikan. Teknik yang lebih sederhana untuk siswa SD adalah mengidentifikasi kata-kata yang tidak sesuai/relevan dalam kalimat atau tidak relevan dalam paragraph.

Format Audio

1. Audiotape

Keuntungan dari audio tape yaitu bisa merekam sendiri dengan mudah dan ekonomis. Jika sudah tidak digunakan maka bisa dihapus, tidak mudah rusak dan mudah disimpan. Tape yang salah bisa diperbaiki. Ada beberapa batasan dalam proses perekaman suara latar yang tidak diinginkan ikut terekam.

Pita kaset adalah bentuk yang paling banyak digunakan, terdiri atas 2 rol terpasang permanent pada kotak. Dengan pita selebar 1/8 inci terpasang permanent pada rol dan dikemas dalam kotak plastic. Pita kaset digolongkan dari lamanya pita merekam. Contohnya kaset C-60 merekam 60 menit suara, artinya 30 menit setiap sisinya. C-90 merekam 45 menit tiap sisinya. Ukuran tempat kaset pada semua tape recorder sama, dan dapat diputar pada semua tape recorder, Tahan lama, tahan gunjangan dan goresan, dan Perangkat audio yang banyak ditemukan di kelas adalah kaset tape recorder.

Kualitas dan respon pada frekuensi (ketepatan) sebuah tape recorder tidak sebangus pemutar disc (CD), karena tafe hanya dilengkapi dengan speaker yang kecil. Akan tetapi untuk tujuan instruksional kualitas lebih diperlukan daripada kemampuannya.

Pemutar audio dengan pengontrol kecepatan

Peralatan yang penting tetapi sedikit diketahui dari peralatan audio adalah tape deck yang dapat memutar kembali rekaman suara dengan kecepatan yang cepat serta lebih lambat pada saat direkam, tanpa kehilangan kualitas suara dan terdengasr jelas.

2. Phonograph

Sampai tahun 1980 piringan hitam merupakan format terpopuler dalam memutar rekaman suara atau lagu dan diputar di sekolah-sekolah dan dirumah-rumah. Phonograph bentuknya padat, mudah dibawa dan mudah digunakan serta mudah meletakkan bagian/segmen yang khusus pada rekaman karena anda bisa melihat alur gerak jarum pada phonograph dan bagian-bagiannya dipisahkan oleh pita-pita hitam. Tempat setiap pilihan pada rekaman tersebut biasanya ditandai dengan label dan pelindungan dari debu.

Disamping keuntungannya piringan hitam juga mempunyai keterbatasan diantaranya piringan hitam mudah rusak jika seseorang menjatuhkan jarum pada piringan hitam atau apaun yang bisa merusak permukaannya. Cara penyimpanan yang salah dan terlalu panas dapat menyebabkan piringan hitam melengkung.
3. Compact disc

Secara fisik CD berukuran kecil. Musik atau suara-suara lain disimpan dan direkam secara digital dalam ukuran bit, piringan perak tanpa alur seperti pada piringan hitam dapat menyimpan informasi dalam jumlah besar, ukurannya hanya 12 cm (diameter). Beberapa Cd dapat terdiri dari 75 menit musik. Keuntungan dari penggunaan CD adalah tahan terhadap kerusakan. Tidak ada jarum seperti pada phonograph yang bisa merusak permukaannya. Pada pengguna dapat secara cepat menentukan pilihan pada CD dan memainkan bagian yang diinginkan.

4. Audio Card

Audio card berukuran kira-kira mendekati amplop bisnis. Terdiri dari pita perekam magnetic di sisi bawahnya. Secara esensial merupakan flashcard tetapi dilengkapi suara. Audio card dimasukkan ke dalam celah/lubang sebuah mesin. Audio card menggunakan system dual track yang membolehkan merekam suaranya dan memutarnya kembali untuk membandingkan dengan suara sebelum direkam. Jika suara rekaman salah maka bisa dihapus dan direkam kembali sesering yang kita inginkan.

Keunggulan
Kita telah membahas berbagai audio format kaset, rekaman, CD, dan audiocard. Pada pembahasan berikut ini kita fokuskan pada chalet, dikarenakan format kaset adalah format yang paling popular.
1. Tidak mahal, sekali kita membeli alat audio kaset maka tidak perlu membeli lagi karena pita kaset dapat dihapus dan kita bisa merekam kembali.
2. Banyak tersedia dan mudah penggunaannya. Kebanyakan murid telah menggunakan audio kaset sejak mereka kecil. Peralatan audio mudah dioperasikan.
3. Dapat digandakan, audio tape mudah diperbanyak yang kita butuhkan, hasil duplikat tersebut dapat digunakan di kelas ataupun di rumah.
4. Tersedia pesan/suara verbal (lisan) untuk non pembaca. Siswa yang tidak bisa membaca bisa belajar dari media audio.
5. Cocok untuk mengajar bahasa asing. Bahasa asing dapat diajarkan menggunakan kaset dan audio card. Siswa bisa mendengar ejaan kata-kata dari native speaker.
6. Dapat menimbulkan semangat belajar, media audio dapat membuat siswa bersemangat dan menjadi alternative selain membaca dan mendengar guru.
7. Dapat diulang pada pengguna dapat memainkan/kembali sesering yang kita perlukan untuk lebih memahaminya.
8. Keuntungan yang besar audio tape dari CD yaitu kita bisa merekam materi pelajaran dengan mudah dan ekonomis. Jika materi tersebut telah selesai digunakan maka dapat dihapus.
9. Mudah menempatkan pilihan, dalam menggunakan CD guru dengan cepat bisa menempatkan pilihannya untuk dimainkan.
10. Tahan terhadap kerusakan. Kaset tahan terhadap kerusakan tidak seperti CD, pada kaset tidak ada kerusakan karena goresan.

Keterbatasan
Dalam membahas keterbatasan, sekali lagi kita bahas keterbatasan kaset.
1. Bagian yang tetap. Audiotape tidak mempunyai sequence (bagian) dimana kita bisa memilih bagian yang akan diputar, seperti halnya CD dan audiocard
2. Tidak bisa memonitor keadaan pendengar
Beberapa siswa memilki kesulitan belajar sendiri sehingga ketika mereka mendengar audio kaset perhatian mereka cenderung menyimpang. Mereka mungkin mendengar rekaman tetapi tidak mendengar dengan seksama dan tidak mengerti. Guru bisa dengan mudah mendeteksinya sedangkan kaset tidak.
3. Tidak dapat memacing perhatian
Beberapa siswa yang mendengar audio kaset tetapi perhatiannya menyimpang. Mereka mungkin mendengar tetapi tidak mendengar dengan seksama dan tidak mengerti. Guru bisa mudah mencatat kapan siswa memperhatikan daripada ketika mereka tidak mendengar.
4. Kesulitan dalam langkah
Menentukan langkah yang tepat dalam menyampaikan informasi agak sulit, bila siswa mempunyai kemampuan yang beragam dan latar belakang yang berbeda. Kaset dan piringan hitam tidak dapat melakukannya, tanpa menggunakan mesin pemutar dengan kontrol kecepatan.
5. Sulit dalam menentukan segmen
Pada audio tape sulit menempatkan segmen tertentu. Untuk mendapatkan kembali informasi bisa dilakukan tapi tidak akurat. CD memberikan kemudahan dalam mendapatkan pilihan yang spesifik.
6. Berpotensi terhadap penghapusan
Berpotensi terhadap penghapusan. Audio tape dapat dihapus dengan mudah, akan tetapi bila kita tidak berhati-hati maka konten yang tidak seharusnya terhapus secara tidak sengaja terhapus.

Langkah-Langkah Pemanfaatan Media Audio
A. Persiapan
1. Meneliti kelengkapan media, lembar kerja siswa dan lembar tes
2. Memeriksa peralatan penyaji, bahan belajar, dan sarana penunjang
3. Mempelajari isi program
4. Mengatur ruangan, tempat duduk siswa dan peralatan penyaji
5. Meminta siswa untuk menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan
6. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai, topk yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan dilakukan.
B. Pelaksanaan
1. Memutar media audio dan mengatur volumenya
2. Memperhatikan aktivitas siswa da mengelolakelas sesuai rancangan pembelajaran yang ditentukan
3. Bila perlu putar ulang audio pada bagian yang kurang jelas
4. Pusatkan kembali perhatian siswa, bila ditengah pemutaran media siswa kurang memperhatikan
5. Guru sebaiknya tidak terlalu banyakmemberi penjelasan yang mengakibatkan konsentrasi siswa terganggu.
C. Tindak Lanjut
1. Mengajukan pertanyaan tentang materi media audio
2. Memberikan penguatan, penjelasan tambahan tentang materi yang telah didengarkan
3. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi tersebut
4. Memberikan tugas/latihan sesuai topic
5. Jika perlu, siswa diajak mencari referensi tambahan
6. Mengaitkan materi audio dengan topik berikutnya
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru sebagai tenaga pendidik sekaligus sebagai pembimbing harus berupaya memotivasi siswa agar terbiasa bekerja mandiri dan kreatif serta inovatif dalam belajar. Guru memiliki media pembelajaran yang tepat di mana guru dapat membangkitkan ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat konseptual sehingga mengurangi kesalah pahaman siswa dalam mempelajariny,meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran,memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang aktivitas diri sendiri untuk belajar serta dapat mengembangkan jalan pikiran yang berkelanjutan.
Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal.

B.SARAN
1. Hendaknya guru dapat memilih dan menggunakan media audio yang sesuai dengan kondisi kelas, sehingga siswa-siswi yang ada dikelas tersebut memiliki motivasi belajar yang baik dan bisa memahami pelajaran yang di berikan oleh guru yang menyampaikan.
2. Hendaknya guru mampu mengajar dengan menarik dan dapat menghubungkan setiap materi yang sedang di pelajari dengan kehidupan nyata .
3. Guru memilih media audio visual untuk meningkatkan motivasi siswa dengan mempertimbangkan kekurangan serta kelebihan dari semua media pembelajaran yang bisa diterapkan.

IV.DAFTAR PUSTAKA
www.google.com

0 komentar: